MATERI
POKOK :
Sistem
Bilangan
·
Gambaran
umum sistem bilangan
·
Sistem
bilangan (Desimal, Biner, Octal dan Hexadecimal)
·
Konversi
bilangan
·
Sistem
bilangan Binary Code Decimal (BCD) dan Binary Code Hexadecimal (BCH)
·
ASCII
Code
URAIAN MATERI
Sistem bilangan (number system)
adalah suatu cara untuk mewakili besaran
dari suatu item fisik. Sistem bilanan yang banyak dipergunakan oleh manusia
adalah sistem bilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10
macam symbol untuk mewakili suatu besaran.Sistem ini banyak digunakan karena
manusia mempunyai sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya
dengan komputer, logika di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan
yaitu off (tidak ada arus) dan on (ada arus). Konsep inilah yang
dipakai dalam sistem bilangan binary yang mempunyai dua macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai. Selain
system bilangan biner, komputer juga
menggunakan system bilangan octal dan
hexadesimal.
1.
Representasi Data
Data adalah
bilangan biner atau
informasi berkode biner
lain yang dioperasikan untuk mencapai
beberapa hasil penghitungan
penghitungan aritmatik, pemrosesan
data dan operasi logika,
representasi data Dinyatakan
dengan sign, bilangan
magnitude dan posisi titik
radiks. Titik radiks memisahkan bilangan bulat dan pecahan. Penggunaan titik
radiks berkaitan dengan
jajaran bilangan yang
dapat ditampung oleh komputer.
Representasi
Fixed-point :
titik radiks selalu pada posisi tetap.
a = m x r e
r = radiks, m = mantissa, e = eksponen
Untuk menyatakan bilangan yang
sangat besar atau sangat kecil, dengan menggeser titik radiks dan mengubah eksponen untuk mempertahankan
nilainya.
Contoh:
a.
Bilangan desimal:
5185.6810 = 5x103 + 1x102 + 8x101 + 5x100 + 6 x 10-1 + 8 x 10-2
= 5x1000 + 1x100 + 8x10 + 5 x 1 + 6x0.1 +
8x0.01
b.
Bilangan biner (radiks=2, digit={0, 1})
101.0012 = 1x4 + 0x2 + 1x1 + 0x.5 + 0x.25 + 1x.125 =
5.12510
2. Representasi Bilangan Positif dan Negatif pada
bilangan BINER
a. Label tanda konvensional : + dan
–
Contoh : +4 dan -4
b. Menggunakan posisi digit sebelah
kiri (MSB) sebagai sign digit
(0 untuk positif dan 1 untuk
negatif).
Contoh : Sign-Magnitude +9 dalam 8 bit =
00001001 Sign-Magnitude –4 dalam 4 bit =
1100
Magnitude dari
bilangan positif dan
negatif sama hanya
berbeda pada sign digitnya/MSB.
c. Representasi Komplemen-1
Angka nol diubah menjadi satu dan
satu menjadi nol.
Contoh : Dalam 8 bit
+12 = 00001100
-12 = 11110011
d. Representasi Komplemen-2
Dengan representasi komplemen-1
ditambah 1.
Contoh : Dalam 8 bit
-12 = 11111011 (Komplemen-1)
= 11111100 (Komplemen-2)
3.
Tipe Data
Tipe data dapat dibagi 4 (empat)
yaitu :
a. Data Numerik
: merepresentasikan integer
dan pecahan fixed-point,
real floating-point dan desimal berkode biner.
b. Data Logikal
: digunakan oleh
operasi logika dan
untuk menentukan atau memriksa kondisi seperti yang dibutuhkan
untuk instruksi bercabang kondisi.
c. Data bit-tunggal : untuk operasi
seperti SHIFT, CLEAR dan TEST.
d. Data Alfanumerik : data yang tidak hanya dikodekan dengan bilangan tetapi juga dengan huruf dari
alpabet dan karakter khusus lainnya
A.
Sistem Bilangan
Sistem Bilangan
adalah suatu cara
untuk mewakili besaran
dari suatu item
fisik. Sistem bilangan menggunakan
basis (base /
radix) tertentu yang
tergantung dari jumlah bilangan yang digunakan. Konsep Dasar
Sistem Bilangan adalah Suatu sistem bilangan, senantiasa mempunyai Base (radix), absolute digit dan
positional (place) value.
Macam-Macam Sistem Bilangan
Suatu sistem komputer mengenal
beberapa macam sistem bilangan, seperti :
Tabel 1. Macam sistem bilangan
Aplikasi
Sistem Bilangan :
1. Sistem Desimal à nilai mata uang : puluhan, ratusan, ribuan dll
2. Sistem Biner à rangkaian elektronika digital
3. Sistem Oktal à instruksi computer dengan kode 3-bit
4. Sistem Hexadesimal à pengalamatan memory pada micro controller
1.
Sistem Bilangan Desimal
Bialangan desimal
adalah bilangan yang menggunakan 10 angka mulai 0 sampai 9 berturut-turut.
Setelah angka 9, maka angka berikutnya adalah 10, 11, 12
dan seterusnya. Bilangan desimal
disebut juga bilangan berbasis 10. Contoh penulisan bilangan
desimal : 1710. Ingat,
desimal berbasis 10, maka angka 10‐lah
yang menjadi subscript pada penulisan
bilangan desimal. Bentuk nilai ini dapat
berupa integer desimal atau pecahan.
Integer desimal
:
adalah nilai desimal yang bulat,
misalnya 8598 dapat diartikan :
8 x 103 = 8000
5 x 102 =
500
9 x 101 =
90
8 x 100 =
8
8598
Absolue
value merupakan
nilai mutlak dari masing-masing digit bilangan, sedangkan position
value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit
tergantung dari letak posisinya, yaitu bernilai basis dipangkatkan dengan
urutan posisinya.
Posisi Digit
|
Nilai Posisi
|
1
|
100
= 1
|
2
|
101
= 10
|
3
|
102
= 100
|
4
|
103
= 1000
|
5
|
104
= 10000
|
Sehingga bilangan 8598 dapat
diartikan :
(8x1000)+(5x100)+(9x10)+(8x1)
Pecahan
desimal :
Adalah nilai desimal yang
mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya nilai 183,75 adalah pecahan
desimal yang dapat diartikan :
1 x 10 2 = 100
8 x 10 1 = 80
3 x 10 0 =
3
7 x 10 –1 =
0,7
183,75
2.
Bilangan
Biner (Binary Numbering System)
Sistem bilangan
biner mempunyai hanya
dua macam simbol
angka, yaitu 0 dan
1, dan karena
itu dasar dari
sistem bilangan ini
adalah dua.
Bilangan biner juga
disebut bilangan berbasis 2.
Setiap bilangan pada
bilangan biner disebut bit, dimana 1 byte = 8 bit. Contoh penulisan : 1101112.
- Notasi : (n)2
- Digit biner
digunakan untuk menunjukan
dua keadaan level
tegangan: HIGH atau LOW.
- Sebagian besar sistem digital level HIGH
direpresentasikan oleh 1 atau ON dan level LOW direpresentasikan oleh 0 atau
OFF.
- Penulisan
: 1102,112
3.
Bilangan
Oktal
Bilangan Oktal
mempunyai delapan macam
simbol angka, yaitu:
0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, dan
karena itu, dasar
daripada bilangan ini
adalah delapan.
-
Notasi : (n)8
-
Penulisan : 458, 748
4.
Bilangan
Heksadesimal
Bilangan heksadesimal, atau
bilangan heksa, atau
bilangan basis 16,
menggunakan 16 buah simbol, mulai
dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dari A sampai F.
Jadi, angka A sampai F merupakan simbol untuk 10 sampai
15. Contoh penulisan : C516.
Tabel 2. Bilangan Dengan Basis yang
Berbeda
B.
Konversi Bilangan
Setiap angka pada
suatu sistem bilangan dapat dikonversikan
(disamakan/diubah) ke dalam sistem
bilangan yang lain.
Secara umum ekspresi sistem
bilangan basis–r mempunyai
perkalian koefisien oleh pangkat dari r.
anrn + a n-1
r n-1 + … + a1r2 + a2r2
+ a1r1 + a0r0 + a-1 r-1
+ a-2 r-2 + …
Contoh.
Konversi bilangan n berbasisi r
ke desimal
11010,112 = 1.24
+ 1.23 + 0.22 + 1.21 + 0.20 +1.2-1
+ 1.2-2
= 26,7510
4021,25 = 4.53
+ 0.52 + 2.51 + 1.50 + 2.5-1
= 511,410
Gambar 1. Diagram Konversi
Bilangan
1.
Konversi bilangan Desimal ke
Biner
Konversi
bilangan desimal bulat ke bilangan Biner :
Gunakan pembagian dengan 2 secara
suksesif sampai sisanya
= 0. Sisa-sisa pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang
pertama akan menjadi least significant
bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi
most significant bit (MSB).
Contoh:
a. Konersi 13210 ke biner
:
133 /2 = 66 sisa 1 (LSB)
/2 =
33 sisa 0
/2 = 16 sisa 1
/2 = 8
sisa 0
/2 = 4
sisa 0
/2 = 2
sisa 0
/2 =
1 sisa 0
/2 =
0 sisa 1 (MSB)
13310 = 100001012
LSB MSB
b. Konversi 24410 ke
biner :
244 /2 = 122 sisa 0 (LSB)
/2 = 61 sisa 0
/2 = 30 sisa 1
/2 = 15 sisa 0
/2 = 7
sisa 1
/2 = 3
sisa 1
/2 = 1
sisa 1
/2 = 0
sisa 1 (MSB)
24410 = 111101002
LSB MSB
2.
Konversi Bilangan Desimal ke
Oktal
Untuk konversi bilangan decimal
menjadi bilangan octal, caranya sama dengan konversi decimal ke biner yaitu
dengan pembagian radiksnya. Lebih jelasnya dapat dilihat seperti beberapa
contoh di bawah ini.
Bilangan dari 1610 jika
dirubah ke octal menjadi :
16 :
8 = 2 sisa
0 LSD
2 : 8
= 0 sisa 2 MSD
Jadi bilangan octal dari 1610
adalah 208.
Contoh soal :
Rubah bilangan dari bentuk
decimal ke dalam bentuk bilangan octal :
a. 19210
b. 7810
Jawab :
a. 192 : 8 = 24 sisa 0
24 : 8 = 3 sisa 0
3 : 8 = 0 sisa 3
Jadi bilangan octal dari 19210
adalah 3008.
b. 78 : 8 = 9 sisa 6
9 : 8 = 1 sisa 1
1 : 8 = 0 sisa 1
Jadi bilangan octal dari 7810
adalah 1168.
3.
Konversi Bilangan Desimal ke
Heksadesimal
Misalkan bilangan desimal yang
ingin saya ubah adalah 24310. Untuk menghitung proses konversinya,
caranya sama saja dengan proses konversi desimal ke biner, hanya saja kali ini
angka pembaginya adalah 16. Maka :
243 : 16 = 15 sisa 3.
15 : 16 = 0 sisa F à ingat, 15 diganti jadi F
0 : 16 = 0 sisa 0….(end)
Nah, maka hasil konversinya
adalah F316.
Contoh soal :
a 1. 22310
b 2. 18710
Jawab :
a 1. 223 : 16 = 13 sisa 15 à ingat, 13 diganti D
15 : 16 = 0 sisa 15 à ingat, 15 diganti F
0 : 16 = 0 sisa 0
Jadi hasil konversi dari 22310
adalah DF16
b 2. 187
: 16 = 11 sisa 11 à ingat, 11 diganti B
11 : 16 = 0 sisa 11 à ingat, 11 diganti B
0 : 16 = 0 sisa 0
Jadi konversi dari 18710
adalah BB16
4.
Konversi Bilangan Biner ke
Desimal
Proses konversi bilangan biner ke
bilangan desimal adalah proses perkalian setiap bit pada bilangan biner dengan perpangkatan 2, dimana perpangkatan
2 tersebut berurut dari kanan ke kiri bitbernilai 20 sampai 2n.
contoh bilangan yang merupakan
hasil perhitungan di atas, yaitu 100001012. bilangan tersebut di baca
posisinya mulai dari kanan ke kiri. Saatnya mengalikan setiap bit dengan
perpangkatan 2. Ingat, perpangkatan 2 tersebut berurut mulai dari 20
sampai 2n, untuk setiap bit mulai dari kanan ke kiri. Maka :
100001012
= (1
x 20) + (0 x 21) + (1 x 22) + (0 x 23)
+ (0 x 24) + (0 x 25) + (0 x 26) + (1 x 27)
= 1 + 0 + 4 + 0 + 0 + 0 + 0 + 128
=
13310
5.
Konversi bilangan Biner ke Oktal
Untuk merubah
bilangan biner ke bilangan oktal, perlu diperhatikan bahwa setiap bilangan
oktal mewakili 3 bit dari bilangan biner. Maka jika kita memiliki bilangan
biner 1101112 yang ingin dikonversi ke bilangan oktal, langkah
pertama yang kita lakukan adalah memilah-milah bilangan biner tersebut, setiap
bagian 3 bit, mulai dari kanan ke kiri, sehingga menjadi seperti berikut :
110 dan 111
6
7
setelah dilakukan proses
pemilah-milahan seperti ini, dilakukan proses konversi ke desimal terlebih
dahulu secara terpisah. 110 dikonversi menjadi 6, dan 111 dikonversi menjadi 7.
Hasilnya kemudian digabungkan, menjadi 678, yang merupakan bilangan oktal dari
1101112.
Contoh lain :
Konversikan 111001012
kedalam bentuk bilangan oktal.
3
4 5
Jadi 111001012 = 3458
6.
Konversi Biner ke Heksadesimal
Sebagai
contoh, misalnya merubah 111000102ke bentuk heksadesimal. Proses konversinya
juga tidak begitu rumit, hanya tinggal memilahkan bit2 tersebut menjadi
kelompok-kelompok 4 bit.
Pemilahan
dimulai dari kanan kekiri, sehingga hasilnya sbb :
1110
dan 0010
Nah,
coba lihat bit2 tersebut. Konversilah bit2 tersebut ke desimal terlebih dahulu
satu persatu, sehingga didapat :
1110
= 14 dan 0010 = 2
14
dilambangkan dengan E16.
Dengan
demikian, hasil konversinya adalah E216.
Bagaimana
kalau bilangan binernya tidak berjumlah 8 bit. Contohnya 1101012.
Caranya tambahkan saja 0 di depannya. Tidak akan memberi pengaruh terhadap
hasilnya. Jadi setelah ditambah menjadi 001101012.
Hasilnya
adalah
0011
= 3
0101
= 5
Dengan
demikian hasil konversinya adalah 3516.
7.
Konversi Bilangan Oktal ke Biner
Sebaliknya untuk
mengkonversi Bilangan Oktal ke Biner yang harus dilakukan adalah terjemahkan
setiap digit bilangan oktal ke 3 digit bilangan biner.
Contoh Konversikan 2638
ke bilangan biner.
010 110 011
Jadi 2638
= 0101100112, karena 0
didepan tidak dituliskan maka hasilnya adalah 101100112.
Contoh
lain :
4268
konversikan ke dalam bentuk biner.
100 010
110
Jadi 4268 = 1000101102
8.
Konversi Bilangan Oktal ke
Desimal
Uraikan masing-masing digit
bilangan biner kedalam susunan radik 8 (kalikan saja setiap bilangan dengan
perpangkatan 8).
Contoh, bilangan oktal yang dikonversi
ke dalam bentuk desimal adalah 716. Maka susunannya menjadi demikian:
7168 = (6 x 80)
+ (1 x 81) + (7 x 82)
= 6 +
8 + 448
=
46210
9.
Konversi Bilangan Oktal ke
Heksadesimal
Untuk konversi oktal ke
heksadesimal, kita akan membutuhkan perantara, yaitu bilangan biner. Maksudnya
adalah kita konversi terlebih dahulu oktalcar ke biner, lalu
konversikan nilai biner tersebut
ke nilai heksadesimalnya. Nah,
baik yang konversi
oktal ke biner maupun biner ke heksadesimal kan udah
dijelaskan. Coba buktikan, bahwa bilangan oktal 728 jika dikonversi
ke heksadesimal menjadi 3A16.
Caranya :
111 010
3
10
10 dituliskan A16
Jadi hasil konversi dari 728
adalah 3A16.
10. Konversi
Bilangan Heksadesimal ke Biner
Dalam proses konversi heksadesimal
ke biner, setiap simbol dalam heksadesimal mewakili 4 bit dari biner. Misalnya
proses konversi bilangan heksa B716 ke bilangan biner. Maka setiap
simbol di bilangan heksa tersebut dikonversi terpisah ke biner. Ingat, B16
merupakan simbol untuk angka heksadesimal 1116. Nah, heksadesimal 1116 jika dikonversi
ke biner menjadi 10112, sedangkan heksadesimal 716 jika
dikonversi ke biner menjadi 01112. Maka bilangan binernya adalah
101101112,
atau kalau dibuat ilustrasinya
seperti berikut ini :
B 7 à bentuk heksa
11 7 à bentuk desimal
1011 0111 à bentuk biner
Hasilnya disatukan, sehingga
menjadi 101101112
11. Konversi
Bilangan Heksadesimal ke Desimal
Untuk proses konversi
ini, caranya sama saja dengan proses konversi biner ke desimal, hanya saja kali
ini perpangkatan yang digunakan adalah perpangkatan 16, bukan perpangkatan 2.
Sebagai contoh, konversi bilangan heksa C816 ke bilangan desimal.
Maka terlebih dahulu ubah susunan bilangan heksa tersebut, mulai dari kanan ke
kiri, sehingga menjadi sebagai berikut :
C8(16) =
(12x161) + (8x160)
= 192 + 8
= 200(10)
Contoh lain : 7D(16)
7D(16) =
(7x161) + (13x160)
= 112 + 13
= 125(10)
12. Konversi
Bilangan Heksadesimal ke Oktal
Nah, sama seperti konversi oktal
ke heksadesimal, kita membutuhkan bantuan bilangan biner. Lakukan terlebih
dahulu konversi heksadesimal ke biner, lalu konversikan nilai biner tersebut ke
oktal. Sebagai latihan, buktikan bahwa nilai heksadesimal E716 jika
dikonversi ke oktal menjadi 3478.
Caranya :
Cara
1
E7(16) = (14x161)
+ (7x160) 231
: 8 à sisa 7
= 224 + 7 28 : 8 à
sisa 4
= 231(10) 3
Hasil :
E7(16) = 347(8)
Cara
2
E7(16) à E 7 011
| 100 | 111
1 1 1 0 | 0 1
1 1 3
4 7
Jadi hasilnya :
E7(16) = 347(8)
C.
Bentuk Bilangan Dalam Code Form
Mengkonversi bilangan yang
berharga besar, memerlukan hitungan yang cukup melelahkan. Melalui bilangan
dalam Code Form maka pekerjaan konversi bilangan
dapat dipermudah dan dipercepat.
Di bawah ini adalah Code Form dalam bilangan
Desimal, Bilangan Oktal dan
bilangan Heksadesimal yang sering dipergunakan.
1.
Sistem Bilangan Binary Code
Decimal (BCD)
Bilangan desimal pada setiap
tempat dapat terdiri dari 10 bilangan yang berbeda-beda. Untuk bilangan biner
bentuk dari 10 elemen yang berbeda beda memerlukan 4 bit. Sebuah BCD mempunyai
4 bit biner untuk setiap tempat bilangan desimal. Kode ini digunakan untuk
meng-outputkan hasil digital ke peralatan yang men-displaykan bilangan numeric
(0-9), seperti : jam digital, voltmeter digital.
Ada 5 jenis kode BCD :
Contoh 1 :
Z(10) = 317
0011 0001 0111 Biner Code Desimal
Dalam contoh ini BCD terdiri dari
3 kelompok bilangan masing-masing terdiri dari 4 bit, dan jika bilangan desimal
tersebut di atas dikonversi ke dalam bilangan biner secara langsung adalah 317(10)=
100111101(2) dan hanya memerlukan 9 bit. Untuk contoh proses
sebaliknya dapat dilihat di bawah ini.
Contoh :
Desimal
5
1 7 0
Jadi bentuk BCD di atas adalah
bilangan Z(10)= 5170.
Contoh 2 :
a. 710 = ………. BCD(8421)
?
710 = (8x0) + (4x1) +
(2x1) + (1x1)
710 = 0111BCD(8421)
b. 1810 = ………BCD(5421)
?
1810 = (5x0) + (4x0) +
(2x0) + (1x1) (5x1) + (4x0) + (2x1)
+ (1x1)
= 0001
1011BCD(5421)
c. 4810 =
………BCD(2421) ?
= (2x0) + (4x1) + (2x0) +
(1x0) (2x1) + (4x1) + (2x1) + (1x0)
= 0100 1110BCD(2421)
Dari ke-tiga jenis kode BCD
dengan bobot, yang paling banyak digunakan adalah kode 8421.
Kode Excess – 3
Kode ini memiliki kelebihan nilai
3 dari digit asalnya.
Contoh :
010 disimpan sebagai
(0+3) = 0011Excess-3
Nilai tertinggi untuk BCD
Excess-3 adalah (9+3) = 1100Excess-3
Kode 2 of 5
Kode ini memiliki 2 nilai bit “1”
dari 5 bit yang tersedia. Penempatan bit “1” dimulai dari MSB, sedang bit “1”
untuk digit berikutnya mengikuti posisi di sebelahnya.
Contoh :
210 disimpan sebagai
100102 of 5
Table 3
Rangkaian Kode BCD
2.
Binary Code Hexadecimal (BCH)
Bilangan heksadesimal dalam
setiap tempatdapat terdiri dari 16 bilangan yang
berbeda-beda ( angka dan huruf ).
Bentuk biner untuk 16 elemen memerlukan 4 bit. Sebuah BCH mempunyai 4 bit biner
untuk setiap tempat bilangan heksadesimal.
Contoh
Z(16) = 31AF
Bilangan Heksadesimal 3 1 A F
Biner Code Heksadesimal 0011 0001 1010
1111
Untuk proses sebaliknya, setiap 4
bit dikonversi ke dalam bilangan heksadesimal.
Contoh :
Biner Code Heksadesimal 1010 0110 0001
1000
Bilangan Heksadesimal A 6
1 8
Jadi bentuk BCH diatas adalah
bilangan Z(16)= A618.
D.
ASCII Code à
American Standard Code For Information Interchange
Dalam bidang mikrokomputer
ASCII-Code mempunyai arti yang sangat khusus, yaitu untuk mengkodekan karakter
(Huruf, Angka dan tanda baca yang lainnya). Code-code ini merupakan code
standard yang dipakai oleh sebagian besar sistem mikrokomputer. Selain huruf,
angka dan tanda baca yang lainada 32 (mis ACK, NAK dsb.) merupakan kontrol
untuk keperluan transportasi data. ASCII Code terdiri dari 7 bit biner à 27 = 128 kombinasi kode 7 bit à3 bit MSB dan 4 bit LSB.
Di bawah ini adalah tabel 7 bit
ASCII Code beserta beberapa penjelasan yang diperlukan.
Tabel
Kode ASCII
Contoh :
Untuk mendapatkan ASCII Code bagi
karakter N adalah 100 1110 ( 4E16) dengan
penjelasan bahwa 100 adalah b7,
b6 dan b5 yang lurus keatas terhadap huruf N dan
dan berharga 4 sedangkan 1110
adalah b4, b3, b2 dan b1 yang lurus kesamping kiri
terhadap huruf N dan berharga E.
Contoh lain :
Dengan menggunakan table ASCII,
tentukan kode ASCII untuk 65-M
Jawab :
6 à 011 0110
5 à 011 0101
- à 010 1101
M à 100 1101
LATIHAN SOAL :
1.
Konversikan
system bilangan berikut ini :
a.
75(10)
= ……….. (2) f.
647(8) = …………… (10)
b.
10101110(2)
= ………. (8) g. B5C(16) = …………. (8)
c.
63(8)
= ………… (10) h. 74(8) = …………. (BCD)
d.
8AF(16)
= ………… (2) i.
567(8) = …………. (2)
e.
1010
1010(BCD) = ……….. (16) j. 6CA(16) = ………… (2)
2.
Konversikan
command berikut ini ke dalam kode ASCII :
BEGIN ()
23:LD A,
100h;
LD B, 20h;
ADD A,B;
GOTO 23;
END;
SELAMAT BELAJAR
by : RINI DWI PUSPITA